Punya Penyakit Maag Tidak Boleh Mengemudi?
Penyakit maag dan aktivitas mengemudi mempunyai hubungan yang erat. Keduanya dapat saling memengaruhi. Penyakit maag bisa kambuh karena makan terlambat dan kurang teratur, waktu tempuh dan jadwal pengguna jalan makin sulit diprediksi dan menjadi panjang karena macet sehabis hujan.
Selain karena makan yang terlambat, kambuhnya penyakit maag juga dapat dipicu oleh stres yang muncul akibat macet. Pada kondisi stres, seluruh sel-sel tubuh bereaksi tidak sewajarnya. Yang paling cepat mengalami gangguan adalah organ lambung.
Produksi asam lambung akan semakin meningkat dalam kondisi yang tidak normal, capek, atau stres. Lantas, bagaimana penyakit maag memengaruhi kemampuan mengemudi?
Pada dasarnya, sakit maag merupakan jenis penyakit yang diderita dalam jangka waktu yang lama. Sakit maag bukanlah penyakit yang muncul secara tiba-tiba.
Efek yang membahayakan keselamatan dan kemampuan mengemudi lebih karena terganggunya konsentrasi oleh gejala ketika kambuh. Jika penyakit maag kambuh, maka akan terasa perih di perut, keringat dingin, mual, dan ingin muntah. Kalau sudah begini, tentu akan mengganggu konsentrasi pengemudi.
Hal ini berlaku tidak hanya bagi penderita maag saja. Semua jenis penyakit, jika gejalanya mulai mengganggu konsentrasi mengemudi dapat menjadi potensi bahaya. Selain itu, tidak ada pengaruh langsung penyakit maag yang membuat seseorang dilarang mengemudi.
Orang yang mempunyai sakit maag tidak boleh mengemudi jika kambuh dan sakitnya sudah tidak tertahankan lagi. Lebih baik minggir saja daripada membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Pengobatan sakit maag tidak ada efek samping seperti batuk dan pilek. Obat batuk dan pilek biasanya mengandung CTM yang membuat mengantuk. Sedangkan obat maag tidak ada efek mengantuk karena hanya untuk menetralkan asam lambung saja.
No comments